Allah Ajar Ikhlas Dalam Bersahabat

Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Mengasihani.

Tangisan ikhlas mengalir deras...

Dahulu..

Aku pernah menangis kerananya..

Aku pernah terasa dengannya..

Aku pernah merasa kecewa bersahabat dengannya.. 

Namun hati tetap mahu meneruskan berbuat baik kepadanya, menolongnya agar aku selalu dapat bersama dengannya yang memberikan kegembiraan pada hati ini..

Yang memberikan aku kesenangan apabila bersamanya..

Apetah lagi dialah antara salah seorang sahabat yang aku sayang..

Allahlah yang menjadi tempat aku mengadu,

"Allah, aku kecil hati dengannya. Dia xhargai aku ya Allah, tolong redhakan hati ini agar aku ikhlas berbuat baik kepadanya tanpa mengharapkan balasan."...tatkala itu, deras air mata bercucuran membasahi pipi

Hanya Allah yang tahu betapa pedih, peritnya hati aku tatkala itu. Sakit, sangat sakit, perit sangat perit. Dialah yang memberi kekuatan kepada aku agar terus berbuat baik padanya. Allahlah yang menjadi sahabat aku paling akrab. Segalanya aku adu padanya,

"Ya Allah, aku kecil hati dengannya. Ya Allah, kuatkan aku. Ya Allah, aku sedih ya Allah, dia seperti tidak hargai aku" ...derasan makin lebat membasahi pipi

Selama 5 bulan aku bertahan bermula bulan Februari aku mengenalinya. Sangat perit untuk aku hadapi apabila seorang sahabat yang amat aku sayangi, yang aku suka jika dia ada bersama, yang aku suka bila dia ada di sisi, yang aku suka jika dia dapatku dekati, yang aku harap dapat menjadi peringan bebab kepadanya walau hanya sedikit yang memberikan insyirah (kegembiraan) ke dalam dirinya agar dia senang bersamaku juga yang aku harap dapat menjadi akrab dengannya selama dia masih di universiti sebelum dia pergi meneruskan perjuangan di luar sana.

Rupa-rupanya Allah nak ajarkan aku erti KEIKHLASAN dalam bersahabat tanpa mengharapkan apa-apa balasan melainkan redha-Nya dan kini aku faham dan aku rasa berbaloi kerana Allah ajarkan aku semua itu. Perjuangan yang mana yang tidak perit, pedih dan susah tetapi akhirnya pasti terasa kemanisannya biarpun penat, penuh dengan onak duri namun sesuatu yang sangat bermanfaat dan berbaloi pada aku.

Semakin lama keperitan yang aku hadapi, semakin aku rasakan kemanisan ikhlas dalam bersahabat agar tak mengharapkan apa-apa balasan daripadanya melainkan redha Allah. Apabila tiada ungkapan 'terima kasih' atau sebentuk penghargaan, aku hanya tersenyum dan bermonolog,

"Ikhlaskan hati menggapai redha Ilahi"..dan akan legalah hati ini dengan izin-Nya

Kini, aku berazam, aku ingin memberi apa sahaja yang aku mampu juga pemberian berbentuk 'kegembiraan' (insyirah) kepadanya dengan izin-Nya sementara dia masih ada di MSU agar aku berpuas hati tatkala aku berpisah dengannya, aku akan berkata,

"Aku telah melakukan dan memberi yang terbaik kepadanya juga memanfaatkan masa untuk bersamanya seperti membantunya dalam sekian hal, menyenangkan kesusahannya dan sebagainya"

Tersenyum. Syukran katsiran ya Allah atas pelajaran ini. Kini aku gembira malah lebih bersemangat agar menjadi seseorang yang suka memberi.

Seseorang datang menemui Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul, siapakah orang yang paling dicintai Allah?”  

Rasulullah menjawab, “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain, dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah kegembiraan yang engkau masukkan ke dalam hati seorang Muslim dengan menghilangkan kesusahannya atau membayar hutangnya atau mengusir rasa laparnya. Dan aku berjalan untuk memenuhi kebutuhan saudaraku lebih aku sukai dari I’tikaf di masjid ini (Masjid Nabawi) selama satu tahun. Juga, barang siapa menahan amarah dan bila berkehendak melupakannya, Allah akan mengisi hatinya dengan keridhaan, dan barang siapa berjalan bersama saudaranya dalam sebuah keperluan hingga menyelesaikan untuknya, Allah akan menguatkan kakinya di hari kaki-kaki tergelincir.”